“al, sudah pulang saja duluan”
“kamu yakin vin?”
“iya al, pulang saja duluan. Aku bisa
nunggu angkot sendirian kok”
“yaudah deh vin kalo kamu maksa,
aku pulang duluan. Hati hati ya vin, kalo ada apa - apa sms yah”
“iya Alvin bawel, udah gih sana
pulang!” perintah vina.
Alvin pun melangkah kan kaki
pergi, tapi sesekali iya menengok vina sambil melambaikan tangannya kepada
vina. Tapi vina hanya membalas dengan senyum kecut sambil berteduh dibawah pohon
yang rindang dipinggir jalan dekat sekolah. Biasanya sepulang sekolah Alvin selalu
menemani vina, pacarnya menunggu angkot dibawah pohon itu, maklum saja Alvin rumahnya
hanya 100 meter dari situ. Tapi kali ini entah kenapa vina menyuruh Alvin untuk
pulang duluan. Alvin pun mulai jauh dan tak telihat lagi. Vina mengintai secara
diam – diam apakah Alvin sudah benar – benar pergi. Seketika itu seseorang
datang dari belakang vina.
“vinaaaaa” suara itu terdengar
familiar ditelinga vina.
“kelvinnnnn” teriak vina
kegirangan.
“sudah lama?” Tanya pria itu yang
ternyata sudah ditunggu – tunggu kedatangannya oleh vina.
“baru saja dia pergi, huftttt”
sambil menghela nafas lega.
Pria itu lalu memeluk vina dengan
erat, vina kegirangan, senangnya tak terbendung. Vina memeluk erat pula tubuh
pria berbadan tegap dan tinggi itu. Mereka lalu berbincang – bincang lama
sekali, sampai vina pun lupa dengan angkotnya, berapa angkot yang sudah ia
lewatkan sudah tak terhitung. Mungkin dia sedang sibuk dengan aktifitas barunya
ini, yaitu pdkt dengan Kelvin. Entah apa yang dipikiran vina sehingga ia begitu
rela mengorbankan waktunya demi Kelvin. Padahal seminggu yang lalu vina menolak
mentah – mentah saat gossip tentang mereka berdua mulai merebak. Kini ia
menelan ludahnya sendiri. Hingga jam 4 sore pun vina belum juga pulang, ia
masih asik bersama Kelvin. Lalu beberapa menit kemudian Kelvin pun pulang, dan
vina ditinggal dibawah pohon itu sendirian masih menunggu angkotnya, entah
sampai kapan. Sebelum pulang Kelvin tak lupa mencium kening vina, vina pun
tersipu malu. Langkah demi langkah Kelvin meninggalkan vina, vina cemberut,
karna Kelvin lupa mengucapkan salam perpisahan atau sekedar bilang “hati – hati
ya”. Tapi cemberut vina tiba – tiba menghilang, ia pun tersenyum lagi, ternyata
Kelvin mengirim sms kepada vina :
“jangan cemberut
gitu dong, hati – hati ya”.
Senyum mengembang dibibir vina,
vina langsung membalas sms Kelvin dengan cepat :
“ih kok tau sih?”
tapi sayangnya
begitu vina memencet “send” ternyata gagal. Vina baru sadar pulsanya habis tadi
malam saat smsan dengan Kelvin sampai jam 11 malam. Perasaan jengkel pun
melanda vina, sudah kehabisan pulsa, ketinggalan angkot langganannya pula. Vina
pun menggerutu sendiri, entah apa yang ia katakan, yang jelas vina sangat
marah. Vina pun melihat sekeliling, barangkali ada seseorang yang ia kenal,
atau barangkali Kelvin lewat, ia ingin diantar sampai rumahnya. Tapi kenyataannya
bukan Kelvin yang lewat, malah Alvin yang lewat. Vina pun mendadak heboh
sendiri, bagaimana dia akan mencari alasan agar tidak ketahuan bermain peran
dibelakang Alvin. Alvin pun menepikan kendaraannya, tersenyum lalu menawarkan
boncengan kepada vina tanpa berkata apa – apa. Tentu saja vina mau, badannya
juga sudah capek dan pegal menggendong tas sekolahnya. Mereka berdua pun
terdiam, vina yang biasanya cerewet pun diam seribu bahasa, padahal yang ada
didepannya adalah pacarnya sendiri. Alvin pun penasaran, dia mulai bertanya
kepada vina :
“kok baru pulang vin?”
“eeeeemmmmm, iya nih” jawab vina
gugup.
“sms aku kok tadi ga dibales sih?”
“hah? Kamu sms toh? Sorry aku
gatau” vina langsung membuka hapenya lalu membaca pesan yang ia lewatkan, yaitu
dari Alvin.
13.32
“vina sayang,
kalo nanti ga ada angkot bilang aku ya, nanti aku anter deh J”
13.40
“vina sayang, udah
dapet angkot?”
13.42
“vina sayang,
kok ga bales sih? Lagi dijalan yah? Hati – hati yah”
Sadar telah diabaikan, Alvin pun
mengalihkan pembicaraanya. Dia berhenti didepan counter penjual pulsa milik
temannya yang 2 kilometer dari rumah vina.
“kok berenti sih al? kamu mau
mampir dulu apa? Udah sore nih”
“pulsa kamu abis kan?”
“kok tau sih?”
Alvin pun tak menjawab pertanyaan
vina, dia bergegas ke counter temannya untuk mengisikan pulsa di nomer vina. Lalu
memberikan uang pas dan hanya berbincang sebentar dengan temannya, iapun bergegas
mengantarkan vina pulang sebelum vina kelelahan. Alvin pun mengendarai motornya
dengan agak ngebut, takut vina keburu caapek. Tapi vina diam saja sampai depan
rumahnya pun vina hanya berkata “makasih yah” . sesampainya dirumah vina
langsung ganti baju, lalu bergegas mandi. Seusai mandi ia langsung ngecheck
hapenya, barangkali ada sms. Ternyata ada, bukan Kelvin tapi Alvin. Padahal yang
diharap – harapkan sms dari Kelvin. Vina masih canggung dan merasa bersalah
kepada Alvin, ia bingung mau membalas bagaimana perbuatan Alvin, Alvin benar –
benar sangat baik padanya, saat tau vina belum pulang saja Alvin bukannya
curiga lalu marah – marah, malah dia dengan senang hati mengantarkan vina
pulang, membelikan vina pulsa, padahal 3hari yang lalu vina dibelikan Alvin pulsa
isi 5ribu.
#bersambung..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar